Menu


2 CARA MENGHITUNG TINGGI TOWER ATAU GEDUNG

      Dalam pekerjaan survey adakalanya kita sering mendapat tugas untuk mengukur tinggi tower atau gedung.Seperti dulu yang pernah saya alami pad tahun 2013 yang lalu.Saat itu saya diminta mengukur tinggi tower BTS cellular yang bersebelahan dengan project yang sedang saya kerjakan.Karena dikhawatirkan pada saat instalasi tower crane nanti akan berbenturan dengan tower BTS cellular tersebut.

    Karena belum pernah melakukan pengukuran tower sebelumnya akhirnya saya Tanya Tanya sana sini dan goggling,akhirnya dapat juga rumus untuk menghitungnya.Apabila rekan-rekan survey ada yang sedang mencari cara menghitung tinggi tower dengan total station,berikut inilah caranya:

1.Menggunakan Fitur REM (remote Elevation Measurement )pada total station.

    Fitur REM(remote elevation measurement ) ini fungsinya adalah untuk mengukur ketinggian object(misalnya tinggi tower)tanpa harus meletakan prisma diatas object tersebut.Contoh pengukuran dengan metode REM ini sering kita jumpai dalam pengukuran tinggi menara SUTET,menara BTS,tinggi tiang listrik dan sebagainya.Ilustrasinya seperti gambar dibawah ini :



Ada dua cara untuk melakukan REM (remote elevation measurement )

1.Dengan memasukan tinggi prisma target.caranya yaitu:
   a.  Dirikan dan hidupkan alat ditempat yang dapat melihat prisma target dengan jelas.
   b. Masuk ke program REM (remote elevation measurement )

      MENU→F4 P↓F1 PROGRAM →F1 REM→F1 INPUT R .HT



2.Tanpa Memasukan tinggi Prisma target(NO R.HT) caranya yaitu:

   a.  Dirikan dan hidupkan alat ditempat yang dapat melihat prisma target dengan jelas.
   b. Masuk ke program REM (remote elevation measurement )
       MENU→F4 P↓F1 PROGRAM →F1 REM→F2NO R .HT

-Dirikan prisma target tepat dibawah menara.
-Bidik  prisma target.
-Tekan (F1) MEAS untuk mengukur jarak dari alat ke prisma     target.
-Bidik kaki prisma target (G) pada permukaan tanah.
-Tekan (F4) SET untuk menerima data ukuran .





-Bidik target (K) puncak menara.
-Tinggi puncak menara akan ditampilkan pada layar.




-Untuk kembali ke menu C,tekan tombol (F3) HD
-Untuk kembali ke menu D,tekan tombol (F2) V.
-Untuk kembali ke metode pengukuran normal tekan tombol ESC.

Nah,itu tadi pengukuran ketinggian menara dengan metode REM (remote elevation measurement).Cukup simple dan tidak pakai rumus ini itu,karena memang sudah ada menu khusus dari Total Station kita.
Berlanjut ke cara nomor dua,Cara ini menggunakan metode yang berbeda yaitu.dengan rumus formula excel.

2.Menggunakan rumus perhitungan Microsoft EXCEL.
Cara ini lebih simple dari cara yang pertama,cukup memasukan nilai:
1.Elevasi BM tempat berdiri alat (Z)
2.Jarak dari alat ke obyek (menara atau tiang)
3.Sudut bacaan vertical

 seperti pada tabel dibawah ini.




Cukup mudah bukan,Untuk mendapatkan tabel formula excel ini,silahkan anda baca artikel
rumus-rumus-perhitungan-survey.
Pada rumus nomor 19 atau yang terakhir sekali akan ada rumus Menghitung Tinggi/Elevasi Tiang/ Tower
 

Resection method


Metode pengukuran dengan Resection method


Perpotongan ke belakang (Resection method) adalah metode untuk menentukan koordinat
berdiri alat dari titik-titik yang diketahui koordinatnya.

Metode ini sangat membantu surveyor untuk melakukan pengukuran khususnya pada saat menemui situasi dimana titik station atau BM dengan titik backsihgt tidak bisa terlihat secara langsung atau terhalang..Dengan Metode pengukuran dengan  Resection method ini,kita bisa berdiri bebas dimana saja tanpa harus mengisi koordinat tempat berdiri alat.
 Syarat-syarat untuk bisa melakukan pengukuran dengan  Resection method adalah kita sudah memiliki dua titik koordinat yang di ketahui nilainya.

Teknis pelaksanaan :
1.Mulailah sentering alat di titik yang akan dicari koordinatnya
2. Kemudian Sentering prisma (target) di titik yang diketahui koordinatnya (titik A dan B)
3. Masuk ke mode Resection:
   -MENU→F2 LAYOUT→ pilih file →F4 P →F2 NEW POINT →F2 RESECTION
4. - Masukkan nomor titik tempat berdiri alat dengan
 [F1] INPUT → nomor titik → [F4] ENTER     
              
 N*[n] <<<< m
 E : m
 Z : m
 > Measuring…..
 AREA 0003
 234.567 m.sq
 MEAS ….. UNIT NP/P

5.- Masukkan tinggi alat
[F1] INPUT → tinggi alat → [F4] ENTER
 INSTRUMENT HEIGHT
INPUT
INS. HT : 0.000 m
INPUT ….. ….. ENTER     
6.- Masukkan nomor titik target pertama yang sudah ada koordinatnya.
NO01#
PT# :
INPUT LIZT NEZ ENTER
7.  - Masukkan tinggi target pertama
     - Bidik ke target tersebut
REFLECTOR HEIGHT
INPUT
R. HT : 1.25 m
ANG DIST NP/P

- Tekan tombol [F1] ANG atau [F2] DIST untuk
mengukur target

HR : 123ยบ 40’ 20”
HD* [n] < m
VD : m
> Measuring…..


8. - Masukkan nomor titik target kedua yang sudah ada koordinatnya.
    - Ulangi langkah ke-7 untuk titik target yang lain. (sampai maksimum 7 target)

NO02#
PT# :
INPUT LIZT NEZ ENTER

9.Setelah dua titik target telah diukur, residual error akan dihitung.
- [F1] : R.E dihitung berdasar GF yang telah diset
- [F2] : R.E dihitung tanpa GF yang telah diset

SELECT GRID FACTOR
F1 : USED LAST DATA
F2 : CALC MEAS DATA

- Ketelitian pengukuran koordinat tempat berdiri alat ditampilkan pada layar.

- [F3] YES untuk menerima hasil pengukuran
- [F4] NO untuk mengulangi pengukuran

SELECT GRID FACTOR
dHD : 0.015 m
dZ : 0.005 m
NEXT ….. G.F. CALC

Semakin kecil nilai dHD dan dZ maka semakin akurat hasil pengukuranya,begitu juga sebaliknya kalau terlalu besar nilai dHD dan dZ nya maka terdapat kesalahan pada sentring alat ataupun prisma,ataupun kesalahan input koordinat.

10. - Koordinat tempat berdiri alat ditampilkan di layar.
      - [F3] YES untuk merekam hasil hitungan
      - [F4] NO untuk tidak merekam ke memori alat

N : 1234.567 m
E : 123.456 m
Z : 1.234 m
> REC ? [YES] [NO]


Itulah tadi Metode pengukuran dengan  Resection method,apabila ada koreksi ataupun pertanyaan silahkan ditulis di kolom komentar,

PENGUKURAN KETEGAKAN BANGUNAN

Metodologi yg dilakukan adalah dengan melakukan Controlling Verticality terhadap sudut – sudut pilar dari gedung . Karena tidak memungkinkan mengukur ketegakan dari struktur, maka yang diukur adalah ketegakan hasil finishing bangunan. Pada metode ini setiap pilar dilakukan pengukuran menggunakan alat Elektronik Total Station terhadap titik atas dan titik bawah pada sisi pilar dari dua arah yang berbeda seperti pada gambar berikut ini.


 
Peralatan utama yang digunakan adalah Elektronik Total Station Topcon N235. Elektronik Total Station adalah gabungan dari Theodolit eletronik dan Pengukur Jarak Elektronik. Theodolit adalah alat untuk mengukur sudut horisontal dan vertikal .


 
Pelaksanaan survei dilakukan pada gedung berlantai 3 (tiga). Hasil pengukuran pada pilar-pilar utama gedung sebagai berikut:


No Pilar Selisih  (m) Tinggi pilar  (m) Kemiringan Arah
o
1 0.00 11.70 0 0 0
2 0.00 11.70 0 0 0
3 0.05 11.70 0 14 41 Luar/Utara
4 0.06 16.40 0 12 35 Luar/Utara
5 0.00 16.40 0 0 0
6 0.10 16.40 0 20 58 Luar/Utara
7 0.10 16.40 0 20 58 Luar/Utara
8 0.09 16.40 0 18 52 Luar/Utara
9 0.05 11.70 0 14 41 Luar/Utara
10 0.16 11.70 0 47 1 Luar/Utara
11 0.00 11.70 0 0 0
 
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan gedung tersebut tidak mengalami kemiringan, hasil kemiringan yang didapatkan dari pengukuran tersebut dikarenakan faktor ketidaksempurnaan/kerapian saat proses pelaksanaan finishing bangunan.


PEMATOKAN (SETTING OUT) GEDUNG SISTEM KOORDINAT


       Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out) gedung sistem koordinat adalah salah satu sistem yang dapat dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan gedung,  pada pelaksanaan pengukuran dan pematokan dengan menerapkan sistem ini harus berdasarkan data ukuran panjang dan lebar yang akurat sesuai dengan  dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah ruang dan gambar denah pondasi). 
       Pengukuran dan pematokan sistem koordinat hanya dapat diterapkan pada bangunan gedung, bloking dan kavling perumahan dengan bentuk ruang siku-siku. Untuk  menerapkan  sistem koordinat, alat ukur ruang yang digunakan  adalah teodolit manual, teodolit digital atau teodolit total station (TS) dengan ketelitian bacaan sudut satuan detik, pada pelaksanaan sistem ini juru ukur dapat melakukan  pekerjaan pengukuran dan pematokan titik-titik as gedung sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar kerja.
       Tahap awal sistem pengukuran dan pematokan ini adalah menghitung terlebih dahulu jarak miring dan sudut datarnya setiap titik as gedung, untuk menghasilkan data hitungan yang akurat setiap titik as dihitung minimal 2 kali dan setiap titik as harus diberi notasi sesuai gambar kerja dan sajikan hasil hitungan dalam tabel  dengan benar, hasil hitungan dan penyajian data pada tabel yang salah akan mengakibatkan kesalahan pada hasil pengukuran titik as gedung di lapangan, dengan sekali berdiri teodolit pada patok tetap (Bench Mark) sebagai referensi dapat melaksanakan pengkuran dan pematokan semua titik as gedung yang direncanakan disesuaikan dengan kemampuan  jarak bidik minimum dan maksimum teodolit serta panjang maksimum roll meter/pita ukur digunakan.
       Hasil pengukuran dan pematokan panjang, lebar dan kesikuan gedung dengan  sistem koordinat dapat dicek kebenaranya dengan cara mengukur panjang sisi diagonal, jika ukuran panjang sisi diagonalnya sudah sama maka hasil pengukuran dan pematokan sudah benar.
Kata kunci : Pematokan, Gedung, Sistem Koordinat

A.    Pendahuluan
Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out) adalah pekerjaan tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,  sebelum malaksanakan pengukuran dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah ruang dan gambar denah pondasi). Pada pengukuran dan pematokan bangunan gedung serta bloking dan kavling perumahan dengan bentuk ruang siku siku dapat dipergunakan 2 (dua) cara yaitu dengan cara menerapkan rumus  Phytagoras untuk menghitung  panjang sisi segitiga. Pada umumnya untuk membuat kesikuan gedung di lapangan menggunakan perbandingan sisi segitiga dengan ukuran  sisi segitiga 60 cm: 80 cm : 100 cm,  3 m: 4 m : 5 m, 6 m: 8 m : 10 m dsb, pada cara ini menggunakan alat ukur jarak datar  pita ukur baja panjang 30 m atau 50 m dengan ketelitian bacaan mm. Selain cara sederhana pada pengukuran dan pematokan dapat juga menerapkan  sistem koordinat, alat yang digunakan pada cara ini adalah teodolit manual, teodolit digital atau teodolit total station (TS) dengan ketelitian bacaan sudut satuan detik, pada pelaksanaan sistem ini juru ukur dapat melakukan  pekerjaan pengukuran dan pematokan titik-titik as sesuai data ukuran yang ada pada gambar denah ruang yang sudah dihitung jarak dan sudut datarnya, dengan sekali berdiri teodolit pada patok tetap sebagai referensi dapat melaksanakan pengukuran dan pematokan semua titik as gedung sesuai kemampuan  jarak bidik minimum dan maksimum teodolit.

        1.     Garis Sempadan (Rooi)
Pada pekerjaan pengukuran dan pematokan garis sempadan (Rooi) bangunan dan titk tetap (benchmark)harus sesuai persyaratan  yang ditentukan dan  bekerjasamadengan instansi yang terkait, pada awal pekerjaan pengukuran dan pematokan.

        2.     Datum Utama Dan Sekunder.
a.  Sebagai ketinggian (level) referensi, patok tetap yang ada di lapangan digunakan sebagaireferensi atau pedoman. Patok permanen dibuat dari beton dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi sesuai dengan persyaratan, ditempatkan pada daerah aman serta diikat dan  ditandai dengan teliti, Patoktetap referensi harus dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Patoktetap referensi inimerupakan referensi semua pengukuran dan pematokan gedung (jarak dan sudut datar serta koordinat).
b.  Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan secara teliti menggunakan alatsipat datar (Waterpass) dan theodolite yang telah dikalibrasi.
c.   Kontraktor harus memberitahu pengawas secara tertulis setiapketidaksesuaian antara gambar dan kondisi site dan jika menemui keraguan atas data patoktetap referensi.
d. Kontraktor bertanggung-jawab atas semua hasil pengukuran. Pengawasan olehpengawas resmi tidak melepaskan tanggung jawab kontraktor.

        3.     Papan Referensi Elevasi
a.  Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dan dipasang dengan kokoh dan akurat pada posisinya.
b.  Tanda referensi bangunan dibuat dari kayu dengan ukuran lebarminimum 150 mm dan tebal 20 mm.
c.   Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukanlain.
d.  Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, kontraktor harusmelaporkan kepada pengawas untuk inspeksi dan persetujuan.
e.  Semua tanda yang menunjukan as dan elevasi harus dibuat dari cat terangdan tahan cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui pengawas.

        4.     Pengukuran Site
a.  Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan asreferensi seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung jawab penuh atashasil pengukuran.
b.  Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk juruukur yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap mengadakanpengukuran ulang.
c.   Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melindungi dan memeliharapatok tetap utama selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor bertanggung jawabuntuk memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah dan posisi sesuaipengarahan pengawas.

        5.     Tahapan-tahapan Pematokan dan Pengukuran
Tahapan-tahapan pengukuran dan pengukuran yang harus dilakukan oleh juru ukur dalam menerapkan sistem ini adalah sebagai berikut:
a.  Meginterpretasi data dan informasi yang disajikan pada gambar kerja (gambar site plan,  denah ruang dan pondasi).
b.  Menghitung jarak datar dan sudut datar setiap as gedung sesuai gambar kerja.
c.   Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
d.  Menentukan garis sempadan ( Rooi ) bangunan sesuai gambar rencana (site plan)
e.  Menentukan basis ukur sebagai pedoman pengukuran jarak dan sudut datar .
f.    Menentukan setiap as bangunan gedung sesuai jarak dan sudut datar yang telah dihitung.
g.  Mengontrol kesikuan dan jarak datar sesuai data ukuran yang tersedia pada gambar denah ruang dan pondasi
h.  Menghitung kebutuhan bahan konstruksi bowplank.
i.    Memasang patok bowplank menerus sesuai bentuk dan ukuran gedung
j.    Menentukan peil lantai ( ± 0.00 )
k.   Memindah as ukuran gedung pada konstruksi bowplank
l.    Mengontrol kesikuan dan jarak sesuai denah ruang dan pondasi

B.      Perhitungan Jarak dan Sudut  Datar As Gedung
Pada pelaksanaan   pengukuran dan pematokan  sistem koordinat, perhitungan jarak dan besaran sudut datar sisi miring setiap as gedung berdasarkan data dan informasi yang disajikan pada  gambar denah ruang dan pondasi harus dihitung terlebih dahulu dengan menggunakan kalkulator atau komputer  dengan aplikasi exel proses perhitungan harus dilaksanakan minimum dua kali agar menghasilkan data ukuran jarak dan sudut datar yang akurat, hasil hitungan jarak dan sudut datar disajikan mulai besaran sudut datar terkecil sampai dengan besaran sudut datar terbesar sesuai putaran teodolit searah jarum jam dalam bentuk tabel agar memudahkan  dalam pelaksanaan   pengukuran dan pematokan. jika hasil hitungan dan penyajian jarak dan sudut datar pada tabel salah maka akan mengakibatkan kesalahan juga pada hasil pelaksanaan pengukuran dan pematokan, pada setiap titik as gedung diberi  notasi angka susuai gambar denah ruang dan pondasi dan buatlah  garis ukur dari titik tempat berdiri teodolit ke setiap titik as gedung. Tulislah data dan spesifikasi kalkulator atau komputer yang dipergunakan pada tabel dan lakukan pengontrolan hasil perhitungan akhir sebelum data hitungan dipergunakan pada pekerjaan pematokan.

1.   Alat dan Bahan :
a.  Alat
·      Kalkulator/komputer                                       1 buah
·      Gambar denah ruang dan pondasi              1 exp
·      Alat tulis                                                           1 buah
b.  Bahan
·      Kertas A4                                                         3 lembar

2.   Langkah Kerja :
a.  Menyiapkan gambar denah ruang dan pondasi
b.  Menyiapkan peralatan dan bahan
c.   Menyiapkan tabel hitung
d.  Menentukan garis ukur dan garis sempadan
e.  Menghitung jarak dan sudut datar setiap titik as gedung
f.    Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabulasi.

3.   Cara Kerja
a.  Buatlah arah garis ukur dari titik tempat  berdiri teodolit ( PT ) ke setiap titik as gedung  1,2,3…dst, lihat gambar di bawah
b.  Berilah notasi angka pada setiap tiik as gedung sesuai putaran besaran sudut pada gambar denah ruang dan pondasi lihat gambar 1 di bawah

Gambar 1

c.  Dengan cara yang sama, hitunglah jarak dan besaran sudut datar semua titik as gedung sesuai gambar denah pondasi dan ruang.
d.  Sajikan hasil hitungan jarak dan besaran sudut datar semua titik as gedung sesuai gambar denah pondasi dan ruang dalam bentuk tabel lihat contoh tabel di bawah.
                            
 Tabel Perhitungan Titik As Gedung
Nama                                     :
Nama Proyek                                    :
No. Kalkulator/Komputer    :
No.Teodolit                            :
No.PPD                                 :
No. Tempat Pesawat
No. Target
Besaran  Sudut       datar  (b)
Jarak
Sisi Miring 
(m)

Keterangan

TP
T
0° 0´0"

Garis Ukur Referensi
1
15° 15´18.43"
11,401
Patok Bowplank
2
…………….
…………….
As Gedung
5
…………….
…………….
Patok Bowplank
3
…………….
…………….
As Gedung
6
…………….
…………….
As Gedung
dst
…………….
…………….
dst

A.       Pengukuran dan Pematokan As Gedung
Pengukuran dan pematokan as gedung dilaksanakan  sesudah data hasil hitungan jarak dan besaran sudut datar selesai, berdasarkan data dan informasi pada gambar rencana, gambar denah ruang, gambar pondasi dan tabulasi data hasil hitungan yang sudah benar. Alat dan bahan, keselamatan kerja, cara kerja dan langkah kerja diuraikan sebagai berikut:
 
1.  Alat dan Bahan :
a.      Alat
·       Teodolit (Manual, Digital, Total Station)              1 buah
·       Statif                                                                       1 buah
·       Rol meter ( 30 m )                                                 1 buah
·       Yalon                                                                       2 buah
·       Trifoot                                                                     1 buah
·       Nivo Kotak                                                             1 buah
·       Meteran Lipat                                                        1 buah
·       Alas tulis                                                                1 buah
·       Palu besi 1 kg                                                      1 buah
·       Payung                                                                  1 buah
b.      Bahan
·       Gambar kerja                                   
·       Tabel data hasil hitungan
·       Kayu 2 x 3 x 30 cm           sesuai jumlah titik as gedung
·       Paku payung                   sesuai jumlah titik as gedung

2.  Langkah Kerja :
a.  Menyiapkan gambar kerja
b.  Menyiapkan peralatan dan bahan
c.   Menyiapkan tabel hasil hitungan
d.  Menentukan sempadan bangunan
e.  Menentukan setiap as gedung

3.  Cara Kerja :
a.  Tentukan   garis sempadan (lihat gambar dibawah) sesuai ukuran pada gambar kerja (gambar site plan, denah ruang, denah pondasi)
        Gambar 2
b.  Tentukan  garis ukur  (garis referensi ) sesuai dengan jarak yang direncanakan.
c.     Setel Teodolit di atas titik tetap  ( PT ) sehingga siap dioperasikan
d.  Setel besaran sudut datar pada posisi 0° 0 0" kemudian arahkan teropong teodolit  ketitik tetap target (T ).
e.  Putar teodolit searah jarum jam dan setel besaran sudut titik as no.1 sesuai hasil hitungan, serta kunci teodolit jika bacaan bearan sudut datar sudah benar.
f.  Ukur jarak datar sisi miring dari titik tetap PT ke titik as no.1 sesuai hasil hitungan dan arah teropong teodolit.
g.  Rubah obyek titik as sesuai  isyarat yang diberikan oleh si pengukur sudut , jika ukuran sudut dan jarak belum tepat.
h.  Tancapkan patok dengan kokoh jika ukuran sudut dan jarak sudah tepat
i.  Pasang paku di atas patok , jika ukuran sudut dan jarak sudah tepat
j.    Berilah notasi angka dengan warna merah pada patok sesuai tabel data
k. Dengan cara yang sama , kerjakan semua titik as gedung sesuai gambar denah pondasi dan ruang yang sudah dihitung.
 l.  Kontrol jarak dan kesikuan jika sudah membentuk ruang.

A.   Pemasangan Bowplank
Pekerjaan pemasangan bowplank biasanya dilakukan bersamaan atau setelah pekerjaan pengukurandilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama olehPihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita AcaraPematokan.
Bowplank terbuat dari kayu papan yang bagian atasnya rata dan dipakukan pada patok kayu persegi ukuran 5/7cm yang tertanam di dalam tanah dengan  kuat dan tegak. Untuk menentukan ketinggian papanbouwplank agar datar(Level) bagian atasnya, papan bowplank harus diukur menggunakan alat sipat datar (waterpass), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulisukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplankdilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As  gedung dan dipasang sekeliling  bangunan dan dipakukan pada patok (Konstruksi bowplank menerus),sesuai bentuk dan ukuran gedung.

1.  Alat dan Bahan
a.  Alat :
·      Teodolit TL - 6DE                                            1 buah
·      Statif                                                                 1 buah
·      Rol meter ( 30 m )                                           1 buah
·      Levelling                                                           1 buah
·      Baak Ukur                                                        1 buah
·      Nivo Kotak                                                       1 buah
·      Meteran Lipat                                                  1 buah
·      Alas tulis                                                          1 buah
·      Palu besi 1 kg                                                 1 buah
·      Palu besi 5 kg                                                 1 buah
·      Payung                                                             1 buah
b.  Bahan :
·      Gambar kerja                          
·      Tabel data hasil hitungan
·      Kayu 2 x 3 x 3 cm                               sesuai jumlah titik as gedung
·      Paku usuk                                           sesuai jumlah titik as gedung
·      Benang snur                                       1 rol
·      Kapur tulis warna merah

 2.  Langkah Kerja :
a.  Menyiapkan gambar kerja
b.  Menyiapkan peralatan dan bahan
c.   Menyiapkan tabel hasil hitungan
d.  Menentukan sempadan bangunan
e.  Menentukan setiap as gedung
f.    Menentukan Konstruksi bowplank

3.  Cara Kerja :
a.  Tancapkan patok dengan kokoh dan tegak setiap panjang 2 m atau disesuaikan dengan panjang papan lihat gambar 3 di bawah.

Gambar 3
b  Tentukan peil lantai ± 0,000  pada setiap patok bowplank dengan menggunakan AlatSipat Datar (Waterpass) lihat gambar 4 di bawah..
Gambar 4
c.  Pasang papan bowplank pada patok bowplank yang sudah ditandai (marking).
d.  Dengan cara yang sama pasang bowplank secara menerus,lihat gambar 5  di bawah



Gambar 5
e.  Pidahkan setiap as gedung keatas papan bowplank dengan menggunakan teodolit.
 f.  Pasanglah paku dan dan tanda paring warna merah di bawah paku pada setiap as gedung lihat gambar 6 di bawah.           .
Gambar 6g.  Tarik benang dari as ke as yang ada di atas patok bowplank.
h.  Kontrol ukuran dan kesikuan ruang yang sudah dipindah di atas bowplank.
HUBUNGI KAMI 081294590162 - 0817773162