Instrumen
(teropong) untuk survey pengukuran sifat datar hanya menggunakan
beberapa macam lensa dalam sebuah instrument. Sebuah instrument yang
merupakan gabungan beberapa lensa dengan berbagai macam sinar dari
target yang masuk menerobos lensa kemata, namun dalam konstruksi yang
baru, instrument terdiri dari dua tabung yaitu :
ü Tabung objektif dengan lensa objektif
ü Tabung okuler dengan lensa okuler (dapat keluar masuk tabung objektif)
2.1.1 Jenis Alat Penyipat Datar
Jenis alat penyipat datar dapat dibagi atas tiga kelompok utama yaitu :
- Dumpy Level
Yaitu
alat sifat datar yang ditempatkan pada suatu tonggal dengan ujung
silinder sehingga dapat bebas berputar. Dumpy level ini mempunyai
beberapa perbandingan bagian-bagian diantaranya sebagai berikut :
1. Nivo tabung, berfungsi untuk mengatur kedudukan instrument pada kondisi level.
2. Garis bidik.
3. Plat
segitiga, sebagai landasan utama yang rata, ditempatkan diatas puncak
skrup untuk pendataran dan merupakan barisan penyanggga kedudukan
pengukur
4. Skrup pengatur (bidik halus)
5. Landasan Tripod, suatu dasar yang datar sebagai tempat alat digabungkan dengan kaki.
b. Titik Level (alat sifat datar ungkit)
Suatu jenis sifat datar ungkit terdiri atas beberapa bagian antara lain sebagai berikut :
ü Nivo tabung
ü Garis bidik
ü Skrup pengikat
ü Landasan utama
ü Penggerak
ü Pivit
2.1.2 Bagian-Bagian Instrumen Water Pass
Instrument water pass mempunyai beberapa bagian yaitu :
- Bagian utama untuk pendataran
Seperti halnya pada bagian sifat datar kekar bagian ini dibuat sama terdiri atas tiga komponen yaitu :
ü Landasan kaki
ü Peralatan untuk pengaturan
ü Fribrarch
- Teropong
Sebagai
suatu sifat datar ungkit, maka teropong tidak digabungkan dengan
fribrarch secara kaku, tetapi teropong tersebut disangga oleh suatu
pancang putar ditengah-tengahnya.
- Nivo Tabung
Nivo
tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari teropong yang
berfungsi untuk mengatur kedudukan teropong supaya pada kondisi
level/datar. Untuk mendatarkan alat ukur sifat datar ini digunakan 3
skrup penegak.
- Sifat Datar Otomatis
Dalam
alat ukur sifat datar otomatis, garis bidik didatarkan secara otomatis
(dalam batasan tertentu) dengan memakai suatu alat kompensator optis
yang digantung seperti suatu bandul yang diselipkan kedalm berkas dari
sinar melalui teropong.
- Prinsip Dasar dari Kompensator
Penempatkan instrument dilapangan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
ü Instrument diletakkan diatas suatu titik yang akan diukur beda tingginya.
ü Instrument diletakkan diantara dua titik yang dicari beda tingginya dengan membidiknya kedua titik yang impitnya.
ü Instrument diletakkan diluar titik yang dihitung beda tingginya
2.1.3 Pembacaan Instrumen Water Pass
Pembacaan instrument water pass dapat dilakukan dengan cara yaitu :
ü Membidik dan membaca bak ukur
1. Bidik
dan arahkan teropong secara kasar pada bak ukur yang didirikan vertikal
pada suatu titik (patok) yang telah ditentukan dengan menggunakan garis
bidik yang ada dalam pesawat.
2. Bila
bayangan kabur perjelas dengan memutar skrup pengatur lensa objektif
(fokus) sedangkan benang silang perjelas dengan memutar skrup pengatur
diafragma.
3. Impitkan benang silang diafragma dengan sumbu bak ukur, dengan cara mengatur skrup diafragma dengan penggerak halus.
4. Lakukan pembacaan bak ukur sebagai berikut :
Misalnya : Benang Atas = 189
: Benang Bawah = 164
: Benang Tengah = 176,5
5. Pembacaan bak ukur selesai dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
BA + BB = 2 BT , atau BA - BT = BT – BB,
atau BB = (BA+BB+BT)/3
6. Untuk mendapatkan jarak optis digunakan rumus :
(BA-BB) x 100
2.1.4 Alat dan Perlengkapan Water Pass
- Instrumen Water Pass
Membaca pengukuran beda tinggi kontur dan lainnya.
- Tripod / Statif (Kaki Tiga)
Meletakkan Water pass
- Unting-Unting
Mengukur ketegakan dan keseimbangan alat WaterPass terhadap patok.
- Bak Ukur / Rambu Ukur
Untuk membaca tinggi rendahnya pengukuran permukaan tanah.
- Meteran Gulung (100 m)
Mengukur jarak patok yang satu dengan lainnya.
- Jalon
Pengukuran profil baik melintang maupun memanjang yaitu sebagai penandaan lebar patok.
- Patok
Menandakan titik-titik yang akan diukur.
- Alat Tulis
Menulis data yang diperoleh dari lapangan.
2.2. Garis Kontur
Kontur/pemetaan
adalah gambaran secara grafis dengan menggunakan skala tertentu dari
bentuk-bentuk pada jarak dekat atau dibawah permukaan bumi, yang
diproyeksi pada bidang mendatar yaitu pada bidang kertas dimana sebuah
peta digambarkan.
Gambaran
atau bentuk permukaan bumi beserta seluruh unsur-unsur yang ada
diatasnya, baik unsur alam maupun buatan manusia disebut Fotografik.
Tapi untuk perencanaan pelaksanaan pekerjaan teknik, seperti pembuatan
gedung-gedung, jalan raya, jalan kereta api, saluran air, jembatan, hal
ini disebut peta teknik. Jadi pembuatan suatu gambaran sebagian atau
seluruh permukaan bumi diatas bidang datar dengan sistem proyrksi dan
skala tertentu dari hasil pengukuran langsung dilapangan disebut Pemetaan Fotografis Resertris.
Tujuan
kontur/pemetaan fotografis adalah untuk menuangkan data-data ukuran
yang diperoleh dilapangan kedalam bidang datar dengan skala tertentu.
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan relief atau fariasi tinggi
rendahnya suatu daerah atau lokasi yang diukur yaitu dengan cara
penyajian garis-garis ketinggian (garis kontur). Untuk membuat
garis-garis ketinggian dengan benar dan teliti, maka harus diketahui
data-data ketinggian titik-titik yang cukup banyak dari lokasi atau
daerah yang dipetakan.
Beberapa sifat garis ketinggian/kontur yang perlu diketahui antara lain :
ü Selalu merupakan garis/lengkung yang tertutup
ü Tidak akan pernah berpotongan dan tidak bercabang
ü Untuk gambaran daerah yang terjal, jarak antar kontur cendrung semakin rapat
ü Untuk gambaran daerah yang landai, hjarak antar kontur cenderung semakin renggang
ü Perpotongan garis kontur dengan jalan raya akan cenderung cembung ke arah bagian yang lebih rendah/jalan yang menurun
ü Perpotongan garis kontur dengan sungai, saluran, parit dan cembung kearah hulu sungai
ü Garis kontur yang menggunakan tanjung/semenanjung akan berbentuk kearah laut.
ü Garis kontur yang menggambarkan bukit akan berbentuk cembung ke arah rendahnya bukit/lereng yang menurun
2.2.1 Penentuan Interval Kontur
Interval
kontur adalah harga mutlak dari selisih nilai-nilai kontur yang
digambarkan berurutan dari peta kontur. Penentuan interval kontur
tergantung pada beberapa hal, antara lain :
o Skala peta yang direncanakan
o Keperluan teknis atau kegunaan dari pengukuran terssebut
o Luas daerah dan bentuk reliefnya
Secara
umum, apabila akan menentukan interval kontur ditinjau dari skala peta
yang akan dibuat yaitu sebesar 1/2000 kali angka skala peta. Jadi bila
peta akan digambarakan dengan skala peta 1 : 1000, maka interval
konturnya 0.5 meter.
2.2.2 Penentuan titik Tinggi Pembuatan Kontur
Pemilik
titik-titik tinggi pada lokasi yang akan diukur diperkirakan
kerapatannya sesuai dengan kebutuhannya dan keadaan daerahnya. Secara
umum, semakin rapat atau semakin banyak gambaran permukaan tanah yang
lebih baik dan jelas, artinya penyajian gambar peta dapat mendekati atau
sesuai dengan keadaan sebenarnya. Bentuk permukaan tanah itu akan dapat
dilukiskan oleh garis-garis yang menghungkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama, sehingga diperoleh suatu peta kontur dengan skala
tertentu.
2.3 Profil
Pengukuran
profil adalah pengukuran ketinggian tanah secara mendetil untuk
mengetahui beda tinggi tanah, pada pengukuran ini akan kita dapatkan
ketinggian tanah secara jelas yang kemudian bisa digambarkan beda tinggi
tanah yang diukur dari ketinggian laut, pada pengukuran ini kita bisa
melihat letak perbukitan dan turunnnya secara jelas sesuai dengan bentuk
aslinya. Pengukuran profil juga bertujuan untuk mengetahui dimana tanah
yang harus dipotong dan dimana bagian tanah yang harus ditimbun yang
berguna untuk mendapatkan permukaan tanah yang datar yang mkemudian akan
dibangun suatu konstruksi.
2.3.1 Bentuk Profil
a. Profil Memanjang
Profil
memanjang diperlukan untuk membuat trase jalan kereta api, jalan raya,
saluran air, pipa air minum, roil. Dengan jarak dan beda tinggi
titik-titik di atas permukaan bumi didapatlah irisan tegak lapangan yang
dinamakan profil memanjang. Profil memanjang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam arah memanjang pada poligon.
Di
lapangan dipasang pancang-pancang dari kayu yang menyatakan sumbu
proyek, dan pancang-pancang itu digunakan pada pengukuran menyipat
datar yang memanjang untuk profil memanjang.
b. Profil Melintang
Profil melintang bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam arah melintang pada poligon.
Pada
kedua profil ini mempunyai tujuan yang bersamaan, yaitu untuk
mengetahui tinggi rendahnya permukaan tanah pada suatu poligon yang
diukur dari permukaan laut. Pembuatan profil-profil sangat diperlukan
dalam pekerjaan teknik sipil. Semua proyek sipil yang fital dieprlukan
data akurat mengenai keadaan tanah dari lokasi tersebut, oleh karena itu
perlu diadakan pengukuran keadaan tanah untuk mengetahui dan
mendapatkjan data-data tersebut sebelum instrumen digunkan untuk keadaan
lapangan. Instrumenterlebih dahulu harus diperiksa kelengkapannya,
sehingga data yang diperoleh tidak menyimpang.
Dengan
mempelajari dan melakukan praktek pengukuran tanah (surveying), kita
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang tersebut. Pengukuran
tanah merupakan hal terpenting dalam menentukan posisi tanah, pada
pengukuran tentunya banyak masalah baru yang harus dipelajari dan juga
diperhatikan, terutama kesalahan-kesalahan dalam pengukuran jarak adalah
cara dasar yang paling banyak dilakukan dalam pengukuran yang pada
dasarnya menitik beratkan pada pengukuran panjang dan alat-alat yang
digunkan menurut ketelitian dan penggunaannya sehingga memberi hasil
yang pasti dan jelas, karena pengukuran yang baik adalah pengukuran yang
nilai kesalahannya kecil.
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PRAKTIK
3.1. Pengukuran Profil Memanjang
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan praktikum Ilmu Ukur tanah:
1. Pasang patok dengan jarak 50 meter untuk mengukur profil memanjang, sebanyak 12 buah.
2. Tempatkan Water Pass di tengah-tengah patok 1 dan patok 2, kemudian buat titik sembarang dengan garis yang sejajar, bidik patok 1 dan patok 2.
3. Set Nivo, untuk mengetahui keseimbangan alat, kemudian putar alat searah jarum jam sebesar 90o, apabila sudah seimbang putar kembali searah jarum jam sebesar 180o dan apabila sudah seimbang putar lagi searah jarum jam sebesar 360o.
4. Arahkan Water Pass keobjek ke titik As, letakkan bak ukur pada titik As kemudian baca BA, BT dan BB.
5. Pada
pengukuran profil memanjang ini menggunakan metode double standing
dengan mengarahkan pesawat kepatok pertama (P1) dan pada teropong akan
terlihat pembacaan benang atas, tengah dan bawah (Ba, Bb dan Bt) sebagai
pembacaan P1 belakang, selanjutnya waterpass diarahkan ke P2 dengan
pembacaan (Ba, Bb dan Bt) sebagai Po muka.
6. Catat Dial pada pembacaan Water Pass.
7. Lakukan langkah seperti diatas untuk patok berikutnya.
3.2. Pengukuran Profil Melintang
1. Tancapkan jalon pada 4 titik terjauh (A,B,C.D), secara melintang (2 kiri- 2 kanan)
2. Letakkan kaki tiga (tripot) disembarang tempat, kemudian letakkan instrument waterpass .
3. Set Nivo, untuk mengetahui keseimbangan putar alat (searah jarum jam) dengan sudut 900, 1800 dan 2700.
4. Arahkan lensa objek ke patok A, letakkan bak ukur pada patok A kemudian baca BA, BT dan BB.
5. Lakukan langkah seperti diatas untuk titik berikutnya.
6. Kemudian letakan alat pada titik selanjutnya sampai selesai.
7. Lakukan pembacaan bak ukur Benang Atas, Benang Bawah, Benang Tengah.
8. Pembacaan bak ukur selesai dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : BA+ BB = 2 BT , atau BA - BT = BT - BB